Krisis Air di Trenggalek Meluas, Dari 4 Desa Kini Menjadi 7 Desa

Bencana kekeringan yang terjadi di wilayah Trenggalek semakin meluas, sebelumnya yang terjadi di empat desa saat ini bertambah menjadi 7 desa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat langsung turun tangan untuk memberikan bantuan air bersih. 

Putut Mahendradata, Kasi Logistik BPBD Trenggalek, mengatakan desa-desa yang mengalami kekeringan terbagi kedalam tiga kecamatan yaitu Kecamatan Suruh meliputi Desa Mlinjon, Kecamatan Panggul meliputi Desa Karangtengah, Terbis, Ngrencak, Besuki dan Nglebeng, Kecamatan Tugu meliputi Desa Gading. 

"Jika sebelumnya melanda empat desa, bertambahnya tiga desa setelahnya adalah Mlinjon, Gading dan Ngrencak. Desa-desa tersebut sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada BPBD," tambah Putut Mahendradata, Kamis (4/7). 

Namun khusu untuk Desa Gading, pihak pemerintah desa sempat kembali mendatangi BPBD untuk tidak mengirimkan bantuan terlebih dahulu, dikarenakan beberapa titik mata air ternyata masih dapat dimanfaatlam oleh warga. 

"Jika kekeringan memang sudah terjadi, namun dikarenakan masih ada sumber air yang dapat dimanfaatkan, nah kami belum mengirim bantuan, jika memang kondisinya semakin parah, nanti kami akan mengirimkan bantuan airnya, jelasnya. 

Putut menambahkan, desa-desa yang mengalami kekeringan itu kebanyakkan berada di wilayah lereng perbukitan tandus dan sudah rutin mengalami bencana kekeringan setiap tahunnya. Kebanyakkan sumber air di perkampungan telah mengering sehingga tidak mampu memenuhi pemakaian untuk aktivitas sehari-hari. Terkait dengan kondisi ini BPBD sudah mempersiapkan strategi penanganan dan pendistibusian air bersih jika kekeringan ini semakin meluas. 

"Untuk sementara masih dapat teratasi dengan baik, penyaluran bantuan juga masih cukup dari anggaran penyediaan air bersih pada APBD induk," ucapnya. 

Sementara itu, Bupati Trenggalek belum menetapkan kekeringan yang melanda tujuh desa ini sebagai bencana. S tatus bencana baru akan ditetapkan jika kondisinya semakin parah dan memerlukan dana tambahan dari Biaya Tak Terduga(BTT). 

"Nanti jika memang telah ditetapkan sebagai bencana maka kami dapat memanfaatkan BTT, maupun meminta bantuan dari BPBD Jatim," jelasnya.