Dulu Penjaga Warnet , Sekarang Boss CEO Tokopedia Bagikan Tips Sukses

Tokopedia adalah salah satu marketplace paling besar di Indonesia dengan valuasi yang disebut-sebut mencapai US$ 7 miliar atau sekitar Rp 102,2 triliun. Tapi, kesuksesan itu bukan mudah untuk diraih . Pendiri sekaligus CEO Tokopedia Bapak William Tanuwijaya tidak terlahir dengan sendok emas .

William yang lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, 37 tahun lalu merantau ke Jakarta setelah lulus SMA bersama ayah dan pamannya. Baru dua tahun kuliah Universitas Bina Nusantara, ayahnya jatuh sakit sehingga William harus mencari pekerjaan sampingan.

"Jadi saya bekerja sebagai penjaga warnet (warung internet), bekerja hingga jam 9 malam," ujar dia dalam Indonesia Economic Day 2019 yang diselenggarakan oleh DBS dan Katadata di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (31/1).

Di warung internet  itulah ia menyadari bahwa internet bisa berhubungan dengan semua orang. Internet bisa memberi akses bagi seseorang sepertinya yang lahir di kota kecil untuk memulai dengan bisnis. Ia pun ingin agar toko kelontong milik sang paman yang turut membiayai pendidikannya bisa berkembang lewat internet.

Kondisi itulah yang memunculkan ide untuk mendirikan sebuah bisnis  Tokopedia pada 2009. "Saya ingin platform seperti Tokopedia ,maka masyarakat Indonesia di manapun mendapat akses yang sama. Tokopedia bisa mengubah hidup semua masyarakat Indonesia," ujarnya.

Perjalanan William untuk membangun Tokopedia tidaklah  mudah. Ia pun membagikan tips bagi yang memulai dan menjalankan bisnis meski banyak hambatan. Salah satunya, sifat ingin mengembangkan dan terus berjuang keras.

Di Tokopedia, ia pun menekankan pola pikir ini kepada para karyawannya. "Fix mindset, percaya kecerdasan itu dari lahir. Tetapi, growth mindset, percaya kecerdasan bisa di bangun," ujar dia

Selain itu, setiap anak muda harus mampu percaya diri .Caranya, belajar dan terus berusaha keras untuk mencapai target yang lebih tinggi. "Berusaha mengalahkan rekor diri sendiri. Terobsesi pada diri sendiri. Hari ini harus lebih baik dari kemarin," katanya.

Ia melanjutkan, bahwa keinginan akan bisa dicapai jika kita yakin hal itu bisa dicapai. "Di Tokopedia setiap cabang, ada pilihan mau atau tidak mau.Dua-duanya benar. Tapi, kami selalu memilih mau Hanya caranya belum tahu," kata dia. Dengan begitu, Tokopedia akan terus melangkah maju.


William pun menyadari, kegagalan adalah keniscayaan dalam meraih mimpi. Hal itu pula yang dialaminya ketika membangun Tokopedia. Pada awal mendirikan Tokopedia, ia kesulitan mencari investor bagi bisnisnya .

Bahkan, setelah mendapat investor dan meyakinkan dia, ia masih kesulitan mencari pegawai dan mitra yang mampu bergabung di Tokopedia "Tapi kegagalan itu bukan akhir dari perjalanan .Kegagalan itu hanya sebagai umpan untuk lebih maju," kata dia.